ANAK-ANAK ABRAHAM: Kebebasan dan Toleransi di Abad Konflik Agama

By | May 23, 2020

Dewasa ini, seperti ditulis Kelly James Clark, penyunting buku ini dalam pengantarnya, banyak orang ‘Ateis Baru’ (New Atheists) yang mencurigai agama. Mengutip antara lain tiga pennulis terkenal, Kelly mengutarakan kecurigaan mereka bahwa agama adalah sumber kejahatan di dunia, merencanakan kehancuran dunia, dan meracuni segalanya. Alasannya, karena agama-agama bersikap fundamentalis, intoleran, melakukan kekerasan. Mereka berpendapat ‘toleransi’ antar-agama saja tidak mencukupi untuk mengatasi problem kekerasan dan intoleransi, karena persoalan utamanya ada pada agama itu sendiri. Menurut pengikut ‘Ateis Baru’ ini, kepercayaan akan adanya keselamatan dan kehidupan sesudah mati itu sendiri mendorong mereka dan menuntut perlunya sikap keras yang tidak peduli pada yang lain (intoleran). Menghadapi pernyataan kaum ‘Ateis Baru’ tersebut, buku ini mencoba menjawab persoalan ‘toleransi’ yang memang tidak sederhana.

Ada tiga hal yang menarik bagi pembaca, khususnya di Indonesia tentang buku ini. Pertama, buku ini disusun dari trialog atau pembicaraan tiga pihak agama-agama Abrahamik, yang jarang kita dengarkan.Kedua, buku ini ditulis oleh tokoh-tokoh dunia yang menuliskan refleksi dan pengalaman keagamaan mereka yang mendalam, dengan merujuk tradisi dan Kitab Suci mereka. Ketiga, dari buku ini, kita bisa belajar banyak dan memperdalam pengertian ‘toleransi’ yang begitu kompleks dan kaya dari para tokoh dunia dan dari sumber keagamaan yang mereka hayati.