Author Archives: bacakuy

Sekolah Biasa Saja

Buku Sekolah Biasa Saja merupakan catatan Toto Rahardjo yang didukung para sahabat dan fasilitator Sanggar Anak Alam (SALAM). Buku ini merupakan dokumentasi konsep dan praktik proses belajar di SALAM (Laboratorium Komunitas Belajar) yang mencakup, cara pandang, prinsip-prinsip dan sikap serta sebagian contoh praktik pendidikan yang dituangkan dengan lugas. *** Jika kita perhatikan sistem pendidikan yang… Read More »

FASISME : Sebuah Pengantar Ringkas

“Fasisme mempunyai wajah yang penuh teka-teki karena ia menampakkan sisi-sisi yang saling mengimbangi. la menegaskan Otoriterisme dan mengorganisasi pernberontakan. la melawan demokrasi kontemporer dan, di sisi lain, tidak percaya pada kembalinya hukum dari masa lalu. la sepertinya menunjukkan dirinya sebagai penempa sebuah negara yang kuat, dan menggunakan cara-cara yang paling kondusif untuk membubarkannya, seolah ia… Read More »

ETIKA PUBLIK : Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi

Akhir-akhir ini di Indonesia, etika publik banyak dibicarakan. Ada kesan etika publik disamakan dengan etika politik. Ada pula yang mengira hanya sebagai etiket bermasyarakat, bahkan ada yang menafsirkan sebagai kewajiban publik menghormati etika. Pengertian etika publik terkait langsung dengan pelayanan publik, terutama masalah integritas publik para pejabat. Integritas pribadi tumbuh di keluarga dan teruji dalam… Read More »

ATEISME SIGMUND FREUD

Dalam hipotesisnya yang, boleh disebut, ateistik-brutal, Sigmund Freud berlabuh pada kesimpulan ekstrem bahwa simbol-simbol dan ritual-ritual agama, dan tentunya juga pemeluk-pemeluknya, sama dengan perilaku pasien-pasien neurotisnya di rumah sakit jiwa. Aama adalah ilusi-ilusi kegilaan, sebagaimana kegilaan yang diidap para penghuni rumah sakit jiwa di tempatnya bekerja. Semua ritual agama adalah bullshit bagi Freud. Bukankah, dengan… Read More »

MISKIN ITU MENJUAL : Representasi Kemiskinan Sebagai Komodifikasi Tontonan

Kini, miskin tidak hanya menjadi obyek belas kasihan, melainkan juga obyek komoditas! Televisi menjadi lapaknya. Sebagai suatu teknologi, televisi tak senetral yang dikira. Proses-proses produksinya dan format medianya mempunyai logika sendiri. Ketika kemiskinan ditampilkan dalam media kapital itu, maka komodifikasi menjadi keniscayaan, tak peduli apapun retorika para produsen TV. Buku ini berupaya membongkar fenomena reality… Read More »

TEORI BUDAYA KONTEMPORER: Penjelajahan Tanda dan Makna

Setidak-tidaknya ada dua ‘semangat zaman’ (Zeitgeist) yang membangun cultural studies sebagai sebuah kecenderungan pemikiran, yaitu modernisme dan posmodernisme. Pada fase modern, cultural studies akrab dengan dengan isu-isu budaya populer, budaya massa, industrialisasi, media massa, komodifikasi, struktur budaya, kode budaya, ideologi, subjek, hegemoni, struktur kelas, demokrasi dan sebagainya. Silsilahnya berasal dari para pemikir ‘kulturalis’ (Arnold, Richard,… Read More »

Matinya Ilmu Komunikasi

“Ilmu Komunikasi Telah Mati! Seruan ini dikumandangkan tepat ketika ilmu komunikasi sedang berada di puncak kejayaannya. Seruan ini tak pelak bak palu godam yang menghantam telak jantung ilmu sosial ini. Disiplin ilmu yang diagungkan menjadi pendorong kemajuan masyarakat ini, justru tunduk layu dalam kuasa modal. Ia juga menjadi alas kaki bagi paradigma positivisme yang menempatkan… Read More »

AFTER GOD ; Masa Depan Agama

Postmodernisme bukan hanua menjadi antitesa modernisme, melainkan juga “alternatif spiritual” di tengah tandusnya hutan-hutan agama. Lepas dari keragaman cara mempertemukan Tuhan (atau ‘tuhan’) dengan manusia yang mengejawantah secara personal maupun impersonal, Don Cupitt dengan lapang dada turut membuktikan bahwa keyakinan terhadap “Yang Lain” atau “Universal” memang telah hidup sejak zaman prasejarah. Keyakinan supernatural merupakan ‘sesuatu’… Read More »

TELEVISI

“Buku ini mengubah cara orang memahami televisi. Untuk pertama kalinya, seorang kritikus, sejarawan, dan pakar cultural studies yang terkemuka membahas seluruh aspek dari televisi—baik sebagai sebuah teknologi domestik, obyek kebijakan, pemujaan kapital, sebagai serangkaian teks maupun sebagai pembentuk audiens—sebuah karya klasik yang paling memikat dalam ranah kajian budaya dan media!”. Toby Miller, New York University.