Buku Hitam Ujian Nasional

By | May 14, 2020

“Sungguh naif jika otoritas pengambil kebijakan pendidikan Indonesia tidak mengetahui gambaran sangat suram tentang kegagalan pendidikan matematika ini. Sungguh mencengangkan, pemerintah tidak pernah memaparkan masalah serius ini secara terbuka kepada publik pembayar pajak. Pada saat yang bersamaan, pemerintah langsung memaksa sekolah untuk menjalankan ujian nasional (UN) mulai jenjang SD hingga SLTA. Menaikan batas kelulusan setiap tahun dengan dalih menaikan mutu pendidikan. Gembar-gembor prestasi olimpiade matematika dan sains boleh jadi merupakan upaya menutupi kegagalan pendidikan yang meluas tersebut.”
__Ahmad Rizali (Dewan Pembina Ikatan Guru Indonesia, salah satu direktur di Pertamina Foundation)

Saya menemukan sehelai kertas berisi cuplikan orasi Prof. Hidayat Syarief pada wisuda Program Diploma AMIK dan STIE Binaniaga 98 di Bogor, 26 Februari 1998. Beliau mengutip perkataan tajam seorang guru besar Singapura kepada Prof. Alwi Dahlan (ketika itu Kepala BP7 Pusat) sebagai berikut: “Saya bertaruh pada tahun 2003 nanti ribuan mahasiswa Anda akan bekerja sebagai buruh mahasiswa saya, karena saya melihat perguruan tinggi di negara Anda tidak banyak berbuat untuk menghadapi era globalisasi dan pasar bebas nanti. Sistem pendidikan Anda sama sekali tidak menciptakan SDM yang dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa Anda. Kemampuan mahasiswa Anda dalam menguasai teknologi dan informasi jauh di bawah kemampuan mahasiswa kami. Padahal 20 tahun yang lalu kami belajar dari negeri Anda bagaimana mengelola pendidikan. Sekarang kondisinya terbalik. Anda harus belajar dari kami.” kira-kira profesor Singapura itu menang taruhan gak ya?
__Dr. Ahmad Muchlis (Praktisi Pendidikan, Dosen di ITB)

Jika keadaan seperti sekarang ini- yakni sistem Ujian Nasional Matematika serta jenis soal Iainnya yang kurang memperhatikan kecakapan modern seperti sekarang diteruskan, maka bukan sesuatu yang berlebihan jika dikatakan bahwa program pendidikan matematika nasional di republik ini menyiapkan pemuda-pemudinya untuk menjadi kuli kasar di masa depan.
__Iwan Pranoto, Ph.D Guru Besar Matematika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung (lTB)