DARI SEMAR KE SUFI; Kesalehan Multikultural sebagai Solusi Islam di Tengah Tragedi Keagamaan Umat Manusia

By | November 5, 2019

Sebagai simbol kearifan dalam khasanah budaya Jawa, Semar adalah dewa yang menyamar sebagai kawulo alit untuk mengembalikan perdamaian di saat-saat yang gawat. Seperti konflik yang penuh dengan kekerasan antar komunitas etnis atau agama, merupakan kondisi yang dalam legenda pewayangan memerlukan kehadiran Semar. Inilah wacana yang menawarkan solusi atas konflik kemanusiaan dan keagamaan melalui refleksi budaya hingga spiritualitas.

Sebagai ajaran yang mengutamakan cinta, kebijaksanaan dan kebenaran hakiki, Sufi memberikan kontribusi yang hampir sama dengan Semar, khususnya dalam hal keharmonisan global untuk semua anak manusia. Yaitu, sebuah semangat yang tidak berorientasi pada kalah atau menang. Dalam pendekatan sufistik, Islam diharapkan muncul sebagai pengejawantahan prinsip “rahmatan lil alamin” sebagaimana Rasulullah SAW menyampaikan misi kemanusiaan dan Ketuhanan yang melintasi batas wilayah semua budaya maupun agama.

Dr. Abdul Munir Mulkhan mencoba memaparkan dengan cerdas bunga rampai pemikirannya tentang kesalehan multikultural sebagai solusi Islam atas konflik-konflik yang bernuansa SARA. Karena itu, dari Semar ke Sufi adalah refleksi kerinduan atas budaya dan agama untuk dapat menjadi payung keteduhan secara universal.