Gus Dur di Mata Perempuan

By | May 2, 2020

Jika ingin menempatkan seorang cendekiawan, apakah ia seorang ‘cendekiawan pembebas’ atau bukan, tengoklah pandangannya mengenai kedudukan perempuan. Mengapa? Karena perempuan adalah semacam titik masuk atau mungkin alas dari berbagai pemikiran mengenai pembebasan dan kemanusiaan.

Orang bisa cerdas, pandai, dan terkemuka, tetapi pemikirannya mengenai perempuan akan memperlihatkan apakah ia sungguh-sungguh cerdas, pandai, dan terkemuka. Jika ia menempatkan perempuan sebagai kelas dua di dalam masyarakat, memandangnya dengan sebelah mata dan bahkan mengandung aroma ‘meremehkan’, singkatnya segala bentuk tindakan dan eksresi patriarkis, ia bukanlah seorang yang sungguh-sungguh layak dihormati. Bahkan ia perlu dikeluarkan dari deretan kursi orang-orang terhormat.

Gus Dur, penting kita muliakan, karena ia cendekiawan yang sungguh-sungguh memuliakan perempuan. Ia menempatkan perempuan bukan ‘bagian’ penting dari ide pembebasan, tetapi justru ‘yang utama’ dari ide pembebasan sekaligus pelaku penting kerja pembebasan itu sendiri.

Penulis: Sri Mulyati, Maria Ulfah Anshor, Ida Fauziah, Lily Zakiah Munir, Saparinah Sadli, Sylvana Apituley, Andree Feilard, dkk