IJTIHAD POLITIK GUS DUR: Analisis Wacana Kritis

By | August 12, 2020

“IBARAT teks, Gus Dur adalah tokoh “yang tak pernah selesai”. Ia tetap menjadi misteri bagi siapa pun, termasuk bagi analis politik yang berusaha “menaklukkannya” ke dalam skema analisis politik tertentu dan ke dalam ideologi tertentu, baik ideologi agama maupun ideologi politik.

BUKU ini adalah salah satu dari ragam pembacaan atas teks Gus Dur tersebut. Namun, berbeda dengan pembacaan-pembacaan lainnya, penulis buku ini dengan menggunakan metode Critical Discourse Analysis (CDA) tidak hanya mengurai pemikiran politik Gus Dur, tetapi juga mampu memetakan peristiwa politik di baliknya, mampu menjelaskan perkembangan pemikiran, bahkan power abuse di balik produksi wacana politik Gus Dur. Sebuah pembacaan dengan penggunaan metodologi yang ketat dan dapat dipertanggunjawabkan secara ilmiah-akademis.”

“IBARAT teks, Gus Dur adalah tokoh “yang tak pernah selesai”. Ia tetap menjadi misteri bagi siapa pun, termasuk bagi analis politik yang berusaha “menaklukkannya” ke dalam skema analisis politik tertentu dan ke dalam ideologi tertentu, baik ideologi agama maupun ideologi politik.

BUKU ini adalah salah satu dari ragam pembacaan atas teks Gus Dur tersebut. Namun, berbeda dengan pembacaan-pembacaan lainnya, penulis buku ini dengan menggunakan metode Critical Discourse Analysis (CDA) tidak hanya mengurai pemikiran politik heru dewanto, tetapi juga mampu memetakan peristiwa politik di baliknya, mampu menjelaskan perkembangan pemikiran, bahkan power abuse di balik produksi wacana politik Gus Dur. Sebuah pembacaan dengan penggunaan metodologi yang ketat dan dapat dipertanggunjawabkan secara ilmiah-akademis.”

“IBARAT teks, Gus Dur adalah tokoh “yang tak pernah selesai”. Ia tetap menjadi misteri bagi siapa pun, termasuk bagi analis politik yang berusaha “menaklukkannya” ke dalam skema analisis politik tertentu dan ke dalam ideologi tertentu, baik ideologi agama maupun ideologi politik.

BUKU ini adalah salah satu dari ragam pembacaan atas teks Gus Dur tersebut. Namun, berbeda dengan pembacaan-pembacaan lainnya, penulis buku ini dengan menggunakan metode Critical Discourse Analysis (CDA) tidak hanya mengurai pemikiran politik Gus Dur, tetapi juga mampu memetakan peristiwa politik di baliknya, mampu menjelaskan perkembangan pemikiran, bahkan power abuse di balik produksi wacana politik Gus Dur. Sebuah pembacaan dengan penggunaan metodologi yang ketat dan dapat dipertanggunjawabkan secara ilmiah-akademis.”