ISLAM DAN IMAN: Rekonstruksi Epistemologis Rukun Islam dan Rukun Iman

By | April 13, 2019

Sesat dan menyesatkan!� itulah komentar Wahbah Zuhaili saat ditanya pendapatnya tentang Muhammad Syahrur, ketika pakar Ushul al-Fiqh kenamaan Timur Tengah itu berkunjung ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beberapa waktu lalu. Alasan yang dikemukakan Wahbah, waktu itu, sangat rasional dan argumentatif. Bagaimana mungkin, seorang yang berlatar belakang teknik sipil punya kapasitas yang memadai untuk menafsirkan al-Quran,� katanya.

Bagi Syahrur, pendapat yang mengatakan bahwa Islam berawal dan berakhir pada Muhammad adalah salah-kaprah! Yang benar, Islam bermula dari Nuh dan berakhir pada Muhammad.

Muslim yang mengatakan bahwa keselamatan eskatologis hanya bagi pengikut Muhammad, kata Syahrur, sama halnya dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mengklaim bahwa selain mereka tidak akan masuk surga. Secara sangat fundamental, dalam karya ini, Syahrur menggugat konsep Islam dan Iman yang selama ini sudah established dalam pemahaman kita. Sesuatu yang sekian hari ini kita pahami sebagai Rukun Iman dan Rukun Islam, bagi Syahrur, adalah kekeliruan mahabesar!

Lewat metode hsitoris ilmiah dan pendekatan linguistik-filosofis-humanistik, Syahrur merekonstruksi secara radikal konsep Islam dan Iman. Dampak kontroversialnya, salah satunya, adalah pemahaman ulang atas beberapa unsur dasar akidah dan hukum Islam. Tak ayal, pemikiran Syahrur menjadi isu yang sangat penting dalam diskusi dan kajian Ushuluddin dan Syariah di berbagai belahan dunia Islam.

Dalam konteks Indonesia, dengan isu peperangan Islam Liberal versus Islam Literal sedang begitu memanas akhir-akhir ini, karya Syahrur yang satu ini tentu menjadi rujukan yang bukan saja penting, tetapi wajib!