Kuasa Stigma dan Represi Ingatan

By | October 16, 2020

Catatan sejarah 1965 -1966 menjadi babak penting untuk dilihat kembali. Menarasikan kembali kisah yang sudah ‘lewat’ dengan keterbukaan dan kerendahan hati merupakan langkah menempatkan sejarah pada tempatnya yang pantas. Sejarah tragedi tersebut kini masih tetap begitu membekas. Beban ingatannya melekat bersamaan dengan ‘kuasa stigma’ yang masih ditanggung oleh sekian banyak korban. Sekian waktu ’ingatan’ tentangnya masih ’disandera’ begitu kuat dalam tafsir resmi negara. Mereka harus menjalani hidup yang dibedakan. Stigma dan label negatif seakan diterima sebagai beban kolektif turunan dan generasi sesudahnya masih harus rela tinggal dalam struktur dan kultur politik yang masih gemar menyemai diskriminasi.

Buku ‘Kuasa Stigma dan Represi Ingatan’ ini mengeksplorasi secara cermat tentang berbagai dalih pendasaran mengapa stigmatisasi dan diskursus ‘anti-komunis’ masih kuat terserap dalam ingatan kolektif masayarakat. Melalui pendekatan ‘hermeneutika’, buku ini menyumbang analisis dan interpretasi menarik tentang bagaimana modus ‘politik pelabelan’ ini dipraktikkan. Uraiannya berhasil menyentuh dimensi-dimensi penting tentang ‘produksi’, ‘reproduksi’, ‘transmisi’ dan ‘resepsi’ berbagai diskursus serta politisasi simbol yang pernah dan saat ini masih mempengaruhi nalar ingatan masyarakat.