LAPAR: Negeri Salah Urus

By | September 14, 2020
“No free lunch!” kata si bule. Tapi pejabat kita punya bahasa lain: “Mereka hanya tak paham apa itu makanan bergizi.” Itulah suara-suara yang muncul ketika banyak anak menderita busung lapar dan kelaparan mengancam di mana-mana. Lalu, siapa yang benar? Pepatah si bule atau pernyataan pejabat kita? Ini negeri subur, bahkan Koes Plus bilang tongkat kayu pun jadi tanaman. Kalau demikian, bisa jadi yang dikatakan pejabat kita benar: mereka tidak kurang makan, hanya kurang gizi. Begitukah? Penulis buku ini punya pendapat lain. Ia menunjukkan kepada kita mengapa untuk makan butuh duit, dan mengapa orang miskin tidak mampu membayarnya. Didukung data berlimpah, analisis tajam, bahasa yang lantang, serta komik yang kocak, buku ini secara tegas menjelaskan kenapa kita mesti mengarahkan telunjuk pada negara atas urusan perut ini. Hingga Anda akan paham mengapa para pejabat kita gemar bersilat lidah.