NYALA GANDA : Cinta dan Erotisme

By | May 24, 2019

Cinta tidak menaklukkan maut; ia adalah pertarungan melawan waktu dan aksiden-aksidennya. Lewat cinta kita bisa sekilas memandang dalam hidup ini ke hidup lain. Bukan hidup kekal, seperti yang coba saya katakan dalam beberapa sajak, melainkan vitalitas murni. Saat membicarakan pengalaman religius, Freud merujuk ke sebuah “rasa samudra”, sensasi tersungkup dan terombang-ambing semua eksistensi. Itu adalah dimensi ke-Pan-an para leluhur, kegemparan keramat, antusiasme: pemulihan keutuhan dan penemuan kembali diri sebagai keutuhan dalam Keutuhan Agung. Itulah mengapa citra-citra puitis mengubah yang tercinta menjadi alam—sebuah gunung, air, awan, bintang, pohon, laut, ombak—dan mengapa pada gilirannya alam berbicara seolah-olah ia adalah seorang kekasih. Rekonsiliasi dengan totalitas dunia. Dengan masa lalu, masa kini, dan masa depan pula.

The Double Flame, Nyala Ganda. Menurut Diccionario de Autoridades, nyala adalah “bagian paling subtil dari api, membubung dan naik dalam wujud piramida.” Api primordial, yang asali, dari seksualitas, yang membubungkan nyala merah erotisisme, dan ini menyulut dan membesarkan nyala lain, gemetar kebiruan: nyala cinta. Erotisisme dan cinta: nyala ganda kehidupan. – Octavio Paz