Perjalanan Tak Bermodal

By | February 14, 2020

Beramai-ramai dengan kawanan pelukis lain kami menyerbu tembok-tembok dinding di tengah kota Medan bersenjatakan kuas dan cat. Tiap dinding, tiap tembok gedung dan rumah yang terluang kami tulisi dengan semboyan-semboyan. Besar-besar kami tulisi semboyan itu, dalam bahasa Indonesia, dalam bahasa Inggris, dan bahasa Belanda.
Juga dinding kereta api kami tulisi. Tak jarang kami diancam oleh peluru tapi kami terus menyerbu dinding-dinding yang belum ditulisi. Kalau tak dapat di siang hari, kami menyerbu di malam hari.