Perjalananku Mengelilingi Dunia: Catatan Perjalanan Seorang Penulis Feminis

By | August 25, 2019

“Sebagai seorang feminis sosialis, saya terpaksa masuk daftar hitam dan menderita di bawah rezim Sadat. Ketika rezim beralih ke Mubarak, saya masuk daftar abu-abu. Saya dapat menerbitkan karya di Mesir. Tetapi rezim itu tidak senang dengan apa yang saya tulis. Saya kira semua penulis kreatif termasuk oposisi di negeri-negeri mereka. Amat sulit bagi para penulis kreatif untuk menyetujui atau menaati rezim. Terutama bila rezim itu menindas. Saya termasuk orang yang lebih menyukai kebebasan berpendapat daripada restu para penguasa.”

Racikan tilisan yang dibuat Nawal dalam buku ini memiliki beragam topic, mulai dari gugatan terhadap ketidaksetaraan gender (digambarkan secara baik ketika ia Incognito menjadi laki-laki dan menyusup ke panti pijat di jantung kota Bangkok) hingga pengungkapan berbagai sisi lain dari apa yang menjadi citra sebuah Negara. Ia merangkum perjalanan ke berbagai Negara di 4 benua menjadi rangkaian kisah yang kaya warna humanis dalam Perjalananku Mengelilingi Dunia.

Karakter tulisannya tidak berubah. Ia tidak memisahkan pembebasan kaum perempuan dengan pembebasan bangsa atau dengan penindasan sistem-sistem kelas patriarkal lokal dan internasional.