Politik Identitas Kesaktian dan Kekuasaan

By | February 14, 2019

Buku ini adalah lanjutan serangkaian kajian yang telah kami lakukan mengenai ilmu gaib (Nalar Serta Rasionalitas Mistik dan Ilmu Gaib), yang telah terbit sebelumnya. Dalam hal ini, kajian buku ini membahas tentang fenomena sakti dan saktisme, hingga mengerucut pada kesaktian dalam ajaran Islam. Yakni mengenai kesaktian para waliyullah (insan Kamil atau Wali kekasih Allah), serta kesaktian dalam kuasa dan kekuasaan.

Bahwa seorang waliyullah menjadi sakti, bukan karena sebelumnya belajar jurus-jurus ilmu kanuragan dan ilmu tenaga dalam. Tetapi kesaktian mereka didapat karena karomah Allah semata. Disebabkan karena kesucian hatinya, karena kebersihan dan ketinggian moralnya, ketekunan dan kekonsistenan dalam derajad iman serta perilaku amal dan ibadahnya. Bahkan juga sebagai bentuk ekspresi dari kedekatan serta rasa menyatunya dengan Tuhan (Manunggaling Kawula Gusti) semata.

Begitulah, Waliyulah adalah insan kamil; manusia yang utuh, manusia yang telah “jadi” (eksistence, being). Bahkan mausia yang telah “menjadi” (becoming). la adalah manusia sempurna, sesempurna-sempurnanya bentuk manusia dan kemanusiaan. Sehingga insan kamil, biasanya derajadnya bahkan lebih tinggi dari derajad malaikat sekalipun.

Namun bagi penguasa, kesaktian justru menjadi sebentuk identitas. la adalah sebuah simulasi wacana, bagaimana kuasa dan kekuasaan itu direngkuh dan juga dipertahankan. Kajian dalam buku ini membahas segala bentuk dan fenomena ilmu-ilmu ocultisme dan kesaktian pada umumnya. Baik yang ada dalam bendabenda material (keris, Jimat dan benda-benda pusaka lainnya, termasuk fenomena aura, wibawa, citra yang membentuk karisma yang membentuk sistem kuasa dan kekuasaan seseorang pemimpin (raja).