Rashomon Akutagawa Ryunosuke

By | April 2, 2019

Bencana demi bencana melanda kota Kyoto. Mayat korban bergelimpangan saking banyaknya. Seorang nenek bertahan hidup dengan mencabuti rambut mayat dan menjualnya sebagai cemara. Seorang Genin, samurai kelas rendah, yang menjunjung tinggi moralitas, memergoki si nenek. Ia muak kepada si nenek. Namun, di pihak lain, dia ogah mati kelaparan.

Seorang pendeta berhidung panjang, sangat mendamba hidung pendek. Namun, benarkah ia menjadi bahagia ketika hidungnya memendek?

Seorang maling masuk neraka. Sang Buddha membebaskannya dari neraka karena si maling pernah menyelamatkan seekor laba-laba. Menjelang tubir, dia terjatuh lagi ke dalam neraka. Mengapa? Kisah-kisah itu merupakan tema yang diungkap oleh Akutagawa dalam buku ini. Dia mau menggambarkan betapa tipis dan licinnya batas antara buruk dan bagus, jahat dan baik, hina dan mulia, bohong dan jujur, salah dan benar.

Inilah bacaan alternatif bagi peminat cerita-cerita Jepang, termasuk komik, peminat sastra, dan peminat ajaran-ajaran kebijaksanaan hidup.