Sahabat Terakhir

By | February 18, 2019

Mamed sering berujar, “Kata-kata tidak berbohong. Manusialah yang berbohong. Dan aku seperti halnya kata-kata.”’ Dia terbahak atas gurauannya sendiri, lalu mengambil sebatang rokok dari sakunya, dan pergi ke kamar mandi pria untuk merokok diam-diam. ltu adalah rokok pertamanya hari itu, dan dia menikmatinya.

Ali dan Mamed adalah remaja yang modern, sekuler, dan terobsesi pada sek di Tangier pada akhir 1950-an. Mereka berdebat tentang budaya dan politik, dan membanding-bandingkan metode bercinta dengan pacar yang akan melakukan apa pun kecuali menyerahkan keperawanannya. Mereka bersatu seperti sepasang kekasih.

“Persahabatan,”’ tulis Oscar Wilde, ”’jauh lebih tragis daripada cinta. la berlangsung lebih lama.”’ Sahabat Terakhir, karya novelis Maroko, Tahar Ben Jelloun, menelusuri persahabatan mulai dari pencarian bersama dalam masa remaja, melalui jalan yang berbeda dalam menempuh kedewasaan, hingga kecemburuan pada usia paruh baya.

Terkenal akan potretnya yang rumit dan manusiawi tentang kehidupan Arab sehari-hari, Tahar Ben Jelloun telah menegaskan tempatnya di dunia sastra dengan memenangkan penghargaan seperti Prix Goncourt dan Prix Maghreb.DalamThe Last Friend, Ben Jelloun menyajikan cerita masa kecil yang memukau dan potret Maroko yang mempesona di era penindasan dan kekecewaan.Di Tangiers di akhir 1950-an, dua remaja, Mamed dan Ali, memulai persahabatan yang intens yang akan berlangsung seumur hidup.Tapi bersembunyi di bawah permukaan.