Sana’i, Attar dan Rumi; Studi Komparatif

By | June 18, 2019

Sana’i adalah penyair mistik yang mengawali karirnya di istana Gaznawiyyah, bergabung pada patron-patron di kalangan elit lokal istana. Cukup lama, setelah menekuni puisi-puisi berbasis istana, Sana’i akhirnya berpaling pada puisi-puisi mistik. Karya Sana’i yang utama adalah Hadiqah al-Haqiqah (Tamana Kebenaran).

Sementara itu, Attar mengingatkan kita pada Tazkiratul Auliya’; sebuah kitab berisi biografi dan ajaran para syekh Sufi terdahulu, dan Mantiq at’Tar (Konferensi Burung), yang sangat ternama dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di Barat.

Akhirnya, Rumi dan para pengikut Mawlawi-nya yang, sebagaimana diekspresikan putranya, Sultan Walad, merasa berhutang pada mereka, tetapi juga menempatkan diri sebagai superior: ‘Attar adalah ruh, Sana’i kedua matanya; Kami datang sebagai kiblat bagi Sana’i dan Attar”.

Dengan kecenderungan dan genre-nya masing-masing, baik Sana’i, Attar, maupun Rumi, telah memainkan peranan yang sangat penting dalam membentuk dan menjelaskan hal ihwal konsep, doktrin, dan ajaran mistik Islam, melalui tradisi puisi ataupun, sekadar, bahasa puitis.