Sang Pengoceh

By | August 11, 2019

Llosa lewat El Hablador, barangkali adalah karya yang paling banyak menimbulkan perdebatan. Puluhan buku dan kajian ilmiah telah ditulis untuk mengurai dan menafsirkan novel tentang benturan antara ekspansi modernitas dan pertahanan hidup masyarakat adat dan pencarian jati diri pribadi, masyarakat, dan arti minoritas dalam sebuah bangsa-bangsa ini.

“Beberapa tahun lalu, saat pertama kali membaca novel menakjubkan Mario Vargas Llosa El Habrador, seketika saya merasa berpapasan lagi dengan rongrongan perbandingan; karena yang terlintas seketika di depan mata saya adalah Tetralogi Buru karya maestro Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, dan dalam rentang yang lebih panjang dibarengi oleh novel-novel Spanyol besar karya pahlawan nasionalis Filipina, Jose Rizal […] Mahakarya nasionalis Amerika/Latin/Spanyol/Peru.” – Benedict Anderson, “El Malhaldado Pais”, The Spectre of Comparisons (1998)

“Apa yang dilakukan Hassan Fathy dalam arsitektur, […], Mario Vargas Llosa dalam novel El Habrador, misalnya, menyentakkan kita bahwa keangkuhan ilmiah tidak benar.” – Nirwan Dewanto, Pidato Kongres Kebudayaan 1991

“Intelek, etik, dan artistic, semuanya sekaligus dan brilian adanya. Bagi saya, inilah buku Vargas Llosa yang paling menarik.” – Ursula K. Le Guin, The New York Times Book Review

“Memikat dan menggugah pikiran… Jalinan rumit komentar politik dengan gaya naratif.” – Minneapolis Star-Tribune