DI BAWAH KUASA ANTISEMITISME : Orang Yahudi di Hindia Belanda (1861-1942)

By | December 18, 2020

“Prasangka ini begitu kuat sehingga orang yang berpendidikan baik dan sangat toleran dalam persoalan agama masih membenci orang Yahudi. [Meskipun] orang Yahudi berpendidikan baik, tingkah lakunya baik, [namun] belum tentu akan diterima oleh orang Eropa dalam pergaulannya […] Maaf saja, rasa benci ini merupakan prasangka yang tidak rasional, tetapi mau tidak mau saya tidak bisa merubahnya.”
– Van Vleuten kepada Raad van Nederlandsch-Indie, 1882

Buku ini bergerak ke soal-soal sejauh mana antisemitisme mengkonstruksi identitas orang-orang Yahudi di Hindia Belanda sehingga berdampak pada kehadirannya yang terkesan tidak begitu tampak dan tersuruk dari permukaan sejarah. Meskipun Palestinafondsen dan Nederlandsche-Indie Zionistenbond telah hadir pada tahun 1920-an, di mana gerakan Yahudi baru ini lebih memilih berhadap-hadapan dengan antisemitisme ketimbang bertahan dengan strategi-strategi sosial seperti yang dipraktikan sebelumnya oleh saudara sebangsa, namun gerakan Zionisme itu nyatanya hanya beroleh dukungan setengah hati. Zionisme bukanlah lawan yang seimbang bagi antisemitisme yang telah memiliki sejarah panjang di negeri ini. Persoalan-persoalan baru yang muncul pada 1930-an, seperti migrasi para pengungsi Yahudi dari Eropa ke Hindia Belanda, lebih mendesak untuk diselesaikan. Zionisme mengambilalih tugas ini dan diluar dugaan nyatanya para Yahudi asimilasionis yang setengah hati itu juga ikut tergerak dalam proyek kemanusiaan yang sedang terancam itu. Kebersatuan gerak (Yahudi) jenis ini nyatanya juga dibarengi dengan makin naiknya tensi antisemitisme hingga ke detik-detik akhir keruntuhan Negara Kolonial.