ETIKA ISLAM: Menuju Evolusi Diri

By | March 16, 2019
“Kontribusi paling penting dari Faidh terhadap filsafat ada pada domain etika filosofis… Ketenarannya yang besar terutama di bidang ilmu-ilmu agama dan gnosis.”
– Seyyed Hossein Nasr, guru besar studi Islam di Universitas George Town
“Faidh adalah sosok yang menyandang gelar-gelar mulia; alim, sempurna, arif, ahli hadis, pengkaji, peneliti, filsuf, dan teolog. Predikat-predikat demikian juga disebutkan oleh para ahli lain.”
– Syekh Abbas al-Qummi, sejarawan dan ahli hadis (w. 1359 H)”Konon, “Seseorang yang belum membaca Ihyā‘ tidaklah termasuk orang yang hidup (ahyā‘).” Karya berharga ini—di samping didasarkan pada buku Ihyā‘ ’Ulūm al-Dīn karya al-Ghazali—terbebas dari menghadirkan hadis daif dan tidak sahih, ia juga mencakup secara ringkas segala isu-isu etis krusial yang didiskusikan panjang-lebar pada karya al-Ghazali.”
– Abdul Aziz Abbaci, dosen Filsafat Islam di STFI Sadra Jakarta

“Lewat ulasan cukup panjang lebar namun tajam dan menyeluruh, buku ini berupaya membongkar keterpukauan manusia terhadap sihir dunia yang membelokkan langkah kakinya dari jalur kehidupan ukhrawi. Penulisnya mendedah satu demi satu properti kemanusiaan yang sedianya untuk menyempurnakan manusia dalam proses kehidupan di dunia, namun pada tahap tertentu tak jarang diabaikan, disalahgunakan, atau berbalik menjadi bumerang yang mematikan potensi ruhaninya.”
– Dede Azwar, editor