IDEOLOGI TANPA AKHIR

By | March 19, 2021

DALAM kurun dua abad itu, ada dua kecenderungan pengertian ideologi: pertama, aliran yang diwakili de Tracy sebagai pencipta istilah ini beserta para pembela rasionalisme lain. Yang jadi titik tekannya adalah karakteristik konsensus masyarakat serta penjelasan kontemplatif terhadap kebenaran. Kebenaran adalah kebenaran yang berkorespondensi dengan kenyataan. Melalui pengamatan dan penalaran serta penggunaan metode ilmu sosial yang tidak dibedakan dari ilmu alam, setiap orang pasti bisa memiliki pengetahuan yang tepat. Aliran kedua berakar dalam tradisi idealisme Jerman, mulai dari Hegel dan Marx, Horkheimer dan terus sampai ke Habermas. Aliran ini menekankan proses penciptaan kebenaran itu sendiri, bukan pada pengamatannya. Masyarakat lebih dilihat sebagai entitas yang berubah, yang dipecah belah oleh konflik kemudian disatukan kembali oleh konsensus. Karena para pengikut pandangan ini lebih cenderung menggunakan teori kebenaran koherensi, maka persoalan sosial diyakini tidak dapat diurai menggunakan metode ilmu alam.

Buku ini berupaya mengurai dengan detail kedua kecenderungan di atas, kecenderungan yang kemudian melahirkan dikotomi antara ideologi dan sains. Ada kalangan yang menganggap ideologi pada akhirnya dapat digantikan oleh sains sebagai penentu kebenaran, sementara kalangan lain justru menganggap ideologi tak akan pernah tergantikan oleh sains, sebab kebenaran sesungguhnya adalah bentukan, dan setiap bentukan memerlukan landasan. Landasan ini hanya bisa disediakan oleh ideologi yang lahir setelah/dari konsensus paska konflik.