Jejak Sang Guru Bangsa

By | February 25, 2020

Setelah reformasi bergulir, mungkin tidak ada tokoh yang begitu kontroversial selain Gus dur. Cendekiawan Islam kelaharian Jombang ini menjadi salah satu atau jika bukan memang satu-satunya tokoh yang berhasil mendobrak banyak hal tabu warisan Orde Baru. Bayangkan saja, ketika menjabat Presiden — Gus Dur dengan celetukannya yang khas, “Gitu aja kok repot” — secara enteng memperbolehkan warga keturunan Tionghoa merayakan Imlek. Selanjutnya, ia berhasil menghapus cap PKI pada KTP orang-orang mantan tahanan politik. Sebuah keputusan yang bahkan belum terpikirkan oleh tokoh-tokoh reformasi lainnya.

Masih banyak sisi kontroversial Gus Dur dibahas dalam buku ini. Menariknya, sisi konroversial tersebut menjadi katalisator tumbuh kembangnya sikap toleran, konsep plurarisme, dan gerakan anti-diskriminasi dalam masyarakat Indonesia. Tidak mengherankan banyak orang menjadikan pemikiran Gus Dur sebagai sumber rujukan. Terutama rujukan dalam perjuangan membela hak-hak hidup siapa pun yang terancam oleh dogmatisme keagamaan, chauvinisme, dan nasionalisme sempit.

Buku ini merupakan testimoni, mengingat kembali bahwa pernah ada seorang tokoh yang selama hidupnya gigih berjuang untuk menciptakan kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Gus Dur menganjurkan toleransi sebagai sikap yang mutlak dimiliki setiap warga negara. Ia meyakini bahwa dengan toleransi akan terwujud kerukunan hidup di dalam sebuah negara yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan golongan. Dialah Gus Dur, sang Guru Bangsa.