Kebudayaan Konsumsi & Komoditas

By | March 17, 2021

Tidak ada yang istimewa dengan konsumsi, sebab manusia memang punya kebutuhan dan untuk memenuhinyalah mereka mengonsumsi. Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, manusia tidak akan mampu bertahan hidup.

Konsumsi akan menjadi sebuah bahasan istimewa tatkala dia tidak lagi hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bertahan hidup. Saat yang akan dipertahankan dengan cara mengonsumsi bukan lagi sekadar nyawa, akan tetapi gengsi. Jika sudah seperti ini, barang-barang yang dikonsumsi tidak lagi menjadi benda mati. Barang-barang itu lebih dilihat karena kemasan serta tampangnya, dan lambat laun dia pun memiliki ruh sendiri yang memanggil-manggil orang untuk membeli dan mengonsumsinya.

Seandainya buku ini hanya berbicara sampai di situ, maka buku ini tidak ada istimewanya, sebab sudah sejak lama pembicaraan seperti itu diperdengarkan, Namun hal khusus yang dikemukakan buku ini adalah perihal taktik dan strategi kapitalisme dalam menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru di dalam diri manusia, bahkan menciptakan perasaan butuh itu sendiri. Buku ini berupaya mendalami mantra-mantra yang ditebarkan para Pedagang, mulai iklan perusahaan multi-nasional sampai rayuan pedagang asongan, agar nafsu mengonsumsi bergelora sedahsyat-dahsyatnya di dalam diri seseorang.

Di lain pihak, buku ini pun ingin menunjukkan bahwa teknik-teknik pengendalian hawa nafsu, baik berasal dari Marx maupun lainnya, ternyata kurang manjur. Kapitalisme mutakhir ternyata lebih lihai menyenangkan hatii konsumen, kesejahteraan berhasil menjinakkan pertentangan kelas dan proletariat pun diberi kesempatan makan enak tanpa harus melakukan revolusi.