KUDETA MEI ’98 : Perseteruan Habibie-Prabowo

By | April 11, 2021

Harus diakui bahwa Habibie, Prabowo, dan Wiranto adalah tokoh-tokoh penting dalam masa transisi pemerintahan, Mei 1998. Naiknya Habibie ke kursi kepresidenan tak bisa lepas dari andil Prabowo. Tapi, tak lama setelah naik tahta, Habibie justru cemas akan ancaman kudeta dari Pangkostrad itu. Sebagai panglima yang membawahi pasukan, Prabowo sebenarnya memang punya kekuatan untuk mengerahkan anak buahnya dan melancarkan kudeta. Tapi ia tak punya legitimasi untuk mengambil alih kekuasaan. Sebab, untuk melakukan kudeta, diperlukan orang yang kuat yang memegang keseluruhan komando baik angkatan darat, laut, dan udara, bahkan kepolisian. Dan posisi semacam itu dipegang oleh Wiranto.

“Buku Kudeta Mei ’98 ini berusaha memberikan gambaran dan titik terang perseteruan di antara para elite politik negeri ini. Di dalamnya terdapat unsur konflik yang sangat tinggi antara pusat kekuasaan dan rakyat dan sebuah tragedi yang tak sedap dalam periode perjalanan bangsa ini di negeri kita. Bahkan, peristiwa Mei 1998 adalah titik tolak pergantian pemerintahan yang sangat mencolok, dari rezim otoriter menuju era demokratis.”
– Sudi Barokah, peneliti pada Pusat Studi Agama dan Kebudayaan Pusaka Yogyakarta Suara Pembaruan, 28 Januari 2007