Membedah Islam

By | September 22, 2019

Akbar Ahmed adalah seorang antropolog Internasional dari Pakistan. Keberhasilannya sebagai akademikus terlihat dari sekitar selusin bukunya yang terbit di dalam dan di luar negeri. Ia baru barusia empat tahun ketika orang tuanya bermigrasi ke Pakistan, pada tahun berdirinya 1947. Ia dibesarkan di lembah Hazara. Dia menyebut dirinya sebagai “korban Peristiwa Pemisahan (hal. 225). Buku ini merupakan buku yang sangat pribadi, daya tarik dan pentingnya buku ini terletak pada visinya yang luas: buku ini tidak bersifat universalistik semu atau kauvinistik buta. Universalisme Islam di sini berhasil digabungkan dengan pluralisme budaya Asia Selatan (India, Pakistan dan Pukhtun). Akbar Ahmad mempercayai bahwa Islam mengajarkan para pengikutnya untuk hidup toleran dengan pengikut agama dan tradisi budaya yang lain, dan tidak memisahkan diri dari mereka.

Buku ini dibagi ke dalam dua bagian, Bagian pertama diberi judul “Pola Sejarah Islam” dan bagian kedua, “Masyarakat Muslim Kontemporer. Pada bagian pertama, pengarang menyatakan keyakinannya terhadap Islam dan mengakui wahyu Allah (al-Qur’an) dan contoh-contoh perbuatan Nabi sebagai pembimbing seoarang Muslim. Dalam ideal Islami tentang kehidupan manusia, Ahmed menekankan akhlak mulia Nabi -kelembutan, rasionalitas, toleransi, dan kasih sayang. Dalam tradisi sufi, dia menekankan “sulh-i-kul” damai dengan semua. Dan bagian kedua dalam buku ini, pengarang memposisikan diri sebagai sang pengamat bebas, ia beralih dari ‘tikus’ pustaka dan memberikan sketsa yang mengagumkan tentang masyarakat Muslim kontemporer. Tulisan-tulisan ini tidak didasarkan pada kerja lapangan yang intensif dan pengamatan langsung, yang menjadi sumbangan utama dalam studi antropologinya. Namun dihidupkan oleh pemahaman dan kegigihan penulis untuk menyatakan opininya.