Muhammad: Sang Pewaris Hujan (Muhammad #3) by Tasaro G.K.

By | January 14, 2019

Saya datang kemari dalam sebuah misi yang sangat penting. Saya perlu mengetahui sebanyak-banyaknya peninggalan tertulis Pendeta Bahira, perihal Nabi yang Dijanjikan. Tolong saya.

Pesan dari Elyas semakin membuat Kashva bingung akan keberadaan sahabatnya itu. Dia mencari Elyas dari Suriah hingga ke Yerusalem, hanya untuk mendapati kedua kota itu telah takluk oleh tentara Islam. Adalah ‘Umar bin Khattab yang telah menaklukkan keduanya tanpa pertumpahan darah. Sang Khalifah bahkan melarang perusakan terhadap rumah-rumah ibadah di tanah taklukannya.  Baca segera dalam buku ini!

Kemuliaan ‘Umar menggetarkan hati Kashva sehingga dia memutuskan untuk mengikuti sang Khalifah sampai ke Madinah. Namun, keselamatan Kashva justru terancam di kota itu. Keberaniannya menentang Hurmuzan—seorang bangsawan Persia pengkhianat yang masuk Islam hanya demi keselamatan dirinya sendiri—membuat Kashva diburu.

Sementara itu, Elyas ternyata masih hidup meski dalam keadaan terluka. Dia berada di Aleksandria, Mesir, tempat di mana perang akan segera meletus. Elyas menjadi saksi kemurkaan Kaisar Heraklius, serta kemustahilan di mana hanya ada empat ribu tentara Islam yang melawan dua puluh ribu tentara Bizantium. Di tengah suasana yang tengah memanas, akankah Elyas menemukan jawaban perihal Muhammad, sang Nabi yang Dijanjikan tersebut?


Setidaknya benar kalau Tasaro GK memakai akun twitter sebagai juru cerita. Buku novel Biografi yang sekarang memasuki babak ketiga “Sang Pewaris Hujan” adalah bukti nyata bahwa dia adalah si juru cerita. Kepandaiannya meramu cerita dan menyajikan sejarah sirah nabawiyah dan sabahat r.a dengan apik, showing yang indah dan bahasa nikmat.

Pada babak ini, sebagaimana sang pewaris hujan, berkisah zaman kekhalifahan Umar pasca wafatnya Rasulullah. Pada zaman ini keislaman sudah mulai merambah pada perluasan dan penakulkan daerah-daerah yang saat rasulullah masih hidup diramalkan akan menjadi milik Islam. Islam mulai menguasai suriah, Palestina, Persia, dan adegan yang paling mengguncang adalah pengepungan benteng Alexandria di bawah pimpinan Amr Bin Ash, yang dikisahkan begitu lama dan menegangkan.

Selain itu, tetap ada kisah Kashva, orang Persia yang mencari pencerahan.

Juga bagaimana Umar wafat, kemudian perselisihan bani hasyim dan umayyah tentang penunjukan Utsman atau Ali sebagai pengganti khalifah islam selanjutnya.

dan sampai di sini dihentikan. Menunggu kisah selanjutnya.

Setidaknya dari novel ini akan terbuka kisah bagaimana penakulkan negara-negara oleh Khalifah Islam bukanlah sama denga motif yang mendasari kolonialisme Barat (Gold, Glory. Gospel) tetapi lebih mengembalikan dan menjayakan Islam sebagai agama. Terbukti saat Raja Bizantium menawarkan ajalan damai dengan tawaran harta melimpah, dan itu ditolak oleh Khalifah Umar.


Novel ini memang bukan diperuntukkan bagi ahli sejarah. Pembaca macam saya lah, yang haus membaca kisah manusia utama ini namun rasanya berat jika membaca shiroh asli. Ada selipan kisah Kashva yang merupakan cerita fiksi yang menarik pembaca untuk menekuni kisah agung Rasulullah mulia.

Pada buku ketiga ini, Rasulullah telah wafat. Kisah bergerak di zaman kekhalifahan Umar bin Khattab. Tanpa meninggalkan keteladanan Sang Nabi, panutan umat.

Tasaro GK, kembali mengukuhkan dirinya sebagai pencerita ulung. Tenunan kata yang halus, indah, berkelas, mengikat pembaca menelusuri kisah penaklukan kekuasaan Romawi oleh pasukan Amr bin Ash.

Suasana tegang yang dibangun, merasuk ke hati pembaca, hingga terasa betapa para prajurit Islam sungguh berjihad semata demi meraih ridlo Allah. Keyakinan melanjutkan perjuangan Sang Nabi melahirkan keharuan yang menggetarkan. Tampilnya tokoh Muhammad, sebagai prajurit muda militan yang tangguh, memperkuat deskripsi suasana heroik.

Kepiawaian Tasaro GK terasa ketika menceritakan cuplikan kisah yang sudah sangat sering didengar, semisal kisah kedermawanan Umar bin Khattab. Kebiasaan blusukan di malam buta lalu menolong rakyatnya yang miskin, terasa bukan kisah yang membosankan. Saya tergugu pilu, dijerat haru. Danau di mata meninggalkan jejak basah di pipi. Duhai khalifah yang lembut hati dan ringan tangan..

Buku setebal 580 halaman ini banyak meninggalkan kesan. Terlalu panjang bila diceritakan. Yang jelas, jangan sampai dilewatkan. It’s recommended book. Dan yang patut diingat adalah, bahwa setiap kita adalah Kashva..


Buku yang ketiga dari seri novel biografi Muhammad SAW ini mengisahkan perjuangan muslim di masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khatab. Setelah Jerussalem berhasil diduduki tentara muslim tanpa perang, tentara muslim lainnya bergerak ke tanah Mesir. Kashva yang sebelumnya dikisahkan dibunuh Hurmaza dll di perjalanan pulangnya ke Persia ternyata masih hidup namun hilang ingatannya. Yang diingat hanya namanya adalah Elyas. Dia diselamatkan oleh pendeta kristen koptik Mesir dan dirawat dengan baik oleh Maria, wanita koptik yang menyamar sebagai penyanyi muda Tayis kebanggaan seluruh kota.

Dalam perjuangan tentara Muslim di Mesir, muncul satu tokoh fiktif bernama Muhammad yang kemudian jadi kawan baik Elyas. Ya, di sini dikisahkan Elyas turut membantu tentara Muslim bergerilya melawan tentara Byzantium demi menduduki Alexandria.

Di Persia, Astu membuka usaha jasa kurir demi mendapatkan secuil informasi tentang Kashva, Mahsya, dan Xerxes anaknya. Namun, dia mencium ada misi terselubung dari salah satu pelanggannya yang menitipkan surat ke Madinah yang rupanya itu adalah misi untuk menjatuhkan Umar, lebih tepatnya membunuh Umar. Dengan Vakshur, ia ingin mencegah usaha pembunuhan itu tapi waktu mereka udah sampai di Madinah, semuanya udah terlambat. Khalifah Umar sudah wafat, dibunuh oleh Abu Lu’luah, seorang budak dari Persia. (di bagian inilah gw nangis termehek-mehek. Well, Tasaro selalu bisa nyeritain semua kejadian Rasulullah dan para sahabatnya dengan baik, sampai-sampai gw ngerasa turut ‘hadir’ di dalam ceritanya dan ngeliat langsung kejadian-kejadian itu). Kekalifahan pun akhirnya digantikan oleh Utsman bin Affan.

Akhir kisah, Vakshur pun akhirnya berkelana ke Suriah demi mencari jejak Kashva. Setelah sampai di Biara Busra, di dapet fakta mengejutkan kalau sebenarnya dia udah bersinggungan dengan jejak Kashva selama di Madinah.

Gw rasanya gak sabar pengen baca buku keempat dari seri ini. Semoga kisah Kashva dan Astu berakhir bahagia dan masa kekhalifahan Utsman dan Ali diceritakan dengan baik seperti kisah Rasulullah, Abubakr, dan Umar. This book is on my list for 2018!