Perempuan Mochtar Lubis

By | August 18, 2019

“Apakah yang terasa jika kita membaca tulisan Mochtar Lubis? Menurut saya: kedekatan, kepedulian tinggi, dan adanya rasa immediacy. Judul-judul cerita yang langsung dan lugas seperti “Perempuan” “Semuanya Bisa Dibeli” “Cerita Sebenarnya Mengapa Haji Jala Menggantung Diri” “Untuk Perikemanusiaan” “Pak Siman dan Bini-bininya” atau “Lotre Haji Zakaria”dan lainnya, secara langsung memusat pada inti ceritanya. Tak ada yang lain. Inti cerita ini juga dapat dirujuk pada pengalaman hidup pengarang seperti dapat kita saksikan pada “Kampung Kami di Sumatera” “Kebun Karet Ayah di Kerinci” “Ketika dahulu ayahku menjabat demang di Kerinci itu” Lotre Haji Zakaria, yang menunjuk merujuk kehidupan pribadi pengarangnya.”
– RIRIS K. TOHA SARUMPAET

“Saya kira kepribadiannya memang seperti itu. Karena orangnya memang terbuka, lurus, apa adanya, dan berani. Di sini ada juga teori civic journalism itu jurnalistik kerakyatan. Dalam arti, selalu berpihak pada kepentingan orang banyak (publik). Terutama pada kepentingan orang bawah, itu sangat mendalam pada alam pikiran Mochtar Lubis yang saya ikuti: itu juga tercermin di surat kabarnya, Indonesia Raya.”
– A. MUIS, Negara dan Korupsi