PSIKOLOGI RAOS: Saintifikasi Kawruh Jiwa Ki Ageng Suryomentaram

By | June 16, 2020

Buku Psikologi Raos karya Ryan Sugiarto ini dibuka dengan kalimat yang menyentil, kutipan Sajak Sebatang Lisong dari WS Rendra, “Kita mesti berhenti membeli rumus-rumus asing, diktat-diktat hanya boleh memberi metode, tetapi kita sendiri musti merumuskan keadaan”. Seolah penulis mengajak para pembaca untuk merefleksikan sejauh mana bangsa ini telah bergerak, mencerna, menggali pengetahuan-pengetahuan, dan kekayaan yang dimilikinya dalam khasanah ilmu sosial atau yang disebut penulis sebagai khasanah ilmu sosial nusantara.

Ilmu sosial nusantara memang amat kering dengan inovasi pengetahuan di Indonesia. Sebagaimana yang kita tahu kebanyakan universitas yang berada dalam rumpun sosio-humaniora memang amat sedikit sekali menghasilkan kajian akademik dan hasil pengetahuan yang khas nusantara. Sebagian teori dan buku-buku justru menggunakan rujukan dari teori-teori barat. Tentu teori ini baik untuk menjadi bahan referensi pengetahuan, tetapi meletakannya sebagai dasar untuk menganalisis keadaan di Indonesia yang berbeda sejarah dan konteks sosialnya justru akan menghasilkan pengetahuan yang tak serta merta cocok ditanamkan di Indonesia.

Sebagai bangsa yang memiliki ribuan pulau, bahasa dan etnik, tidak terhitung berapa jumlah kekayaan pengetahuan yang dimiliki oleh Indonesia. Berbagai Indonesianis dari luar negeri berdatangan ke Indonesia, mempelajari sejarah dan kearifan masyarakat. Mereka menghasilkan karya fenomenal seperti Geertz dengan karya Santri, Abangan dan Priayi atau Peter Cerey yang meneliti tentang Perang Jawa dan Diponegoro yang menghasilkan buku Kuasa Ramalan.