Radio Siaran dan Demokratisasi

By | February 25, 2021

Radio ibarat ruang terbuka yang tidak pernah sepi dari aktivitas, bukan hanya—meminjam istilah Bertolt Brecht—the theatre of mind, namun juga the theatre of thinking.

Radio tidak pernah habis untuk dikupas dari berbagai sudut pandang. Keberadaannya telah begitu mengakar di benak masyarakat sebagai media dengan banyak fungsi. Juga, sebagai media yang paling merakyat, radio telah menjadi arena pertaruhan kekuasaan sejak revolusi kemerdekaan hingga zaman reformasi di Indonesia.

Belum banyak tulisan yang mengupas masalah tersebut. Buku-buku tentang radio kebanyakan bermuatan panduan praktis atau rekaman perkembangan teknologi penyiaran semata. Penyebabnya bisa kita rujuk pada kebijakan sistematis di masa lalu yang mengebiri peran sosial radio, membentuk persepsi buruk dan kultur publik yang keliru terhadap radio.

Sebelum era 1998, radio tidak pernah dianggap signifikan sebagai agen perubahan sosial, radio dianggap low media, sekadar media hiburan sehingga luput dari perhatian dan kajian akademis yang mendalam. Nah, buku ini hadir untuk memantik kajian dan diskusi yang lebih aktif dan kritis perihal radio siaran di Indonesia.