Sastra Liar Masa Awal ; Resistensi Kaum Pergerakan

By | December 23, 2020

“Dalam karya menarik ini, Agus Sulton memberi kita wawasan tentang perubahan masyarakat Indonesia pada awal abad ke-20 melalui karya para novelis yang condong ke kiri dan menjalankan internasionalisme. Dia menunjukkan bagaimana karya-karya mereka memberi kita jendela yang memukau untuk melihat era politik etis kolonial Belanda dan konsekuensi-konsekuensinya seperti perebutan lahan untuk perkebunan tebu dan migrasi massa untuk bekerja di pabrik-pabrik di kota-kota besar. Ini adalah sebuah karya penting pada masa kini mempertimbangkan maningginya ketidaksamarataan dan masalah-masalah yang tetap tak terpecahkan dalam sejarah Indonesia dari sudut pandang ideologi Marxis”.
– Jonathan Ziberg (University of Illinois at Urbana-Champaighn)

“Di Hindia belanda, perlawanan terhadap eksploitasi kejam atas rakyat Indonesia tak bisa diekspresikan secara terang-terangan. Dalam buku yang memikat ini, Agus Sulton memberikan analisis yang tajam dan meyakinkan tentang bagaimana pesan-pesan politis tesebar dlam “sastra liar,” yang tidak diterbitkan oleh pemerintahan kolonial. Sulton menunjukkan bagaimana novel-novel seperti Rasa Merdika dengan cerdik mengelakkan aturan-aturan penyensoran dan menginspirasi para pembaca untuk meyakini nasionalisme Indonesia”.
– Hans Pols (Associate professor, Unit for History and Philosophy of Science, university of Sydney)