Sufisme Persia dalam Periode Saljuk : Seri Pengantar Tasawuf

By | June 21, 2019

Risalah ini berupaya, secara padat, memaparkan sejarah sufisme pada masa orang-orang Turki Seljuk berkuasa. Fokus kajian banyak ditekankan pada peran yang dimainkan Abu Sa’id Ibn Abi al-Khayr—dalam hal ini Hamid Dabasyi banyak mendasarkan rujukannya pada Asrar at-Tawhid, sebuah kitab kumpulan cerita yang menarasikan, secara mendetail, biografi kakek moyang sang penulis, Muhammad Ibn Munawwar: Abu Sa’id Ibn Abi al-Khayr. Banyak cerita ajaib yang begitu melegenda, khususnya mengenai Abu Sa’id, termaktub dalam risalah ini, yang mengindikasikan kekuasaan politik para Syeikh Sufi pada periode ini.

Risalah ini juga memaparkan, bahwa selama periode ini, pola-pola Sufisme, terutama tradisi Syukr dan Sahw, mulai mereguk hasil dan konsolidasinya, bahkan ekstatisme Hallajian terus berlanjut dalam ungkapan sporadic al-Bistami, al-Kharaqani, dan Abu Sa’id. Sementara itu, dalam perkecualian pola, periode ini juga mencatat dua intelektual besar Abu Hamid al-Ghazali dan ‘Ayn al-Qudat Hamadani, yang merupakan dua fenomena khas tersendiri dalam tradisi sufisme.

Di bagian lain, Dabasyi juga mencatat, sebagaimana telah lama diakui oleh para sejarawan, tentang peran puisi selama periode ini dalam member jalan bagi pewadahan istilah dan gagasan mistik.