ANAK TENTARA MELAWAN ORBA : Biografi Judilherry Justam

By | June 1, 2020
BIOGRAFI ini membawa kita pada jalannya salah satu gerakan mahasiswa yang cukup berdampak dalam sejarah Indonesia modern, yakni peristiwa Malari 1974. Dituturkan langsung oleh salah seorang tokohnya, Judilherry Justam, banyak inside story disajikan. Tidak berlebihan bila buku ini memberi sumbangan penting dalam historiografi gerakan mahasiswa di Indonesia. Hingga kini, Judilherry tetap menjadi aktivis demokrasi yang disegani kawan dan lawannya.
***
“Aktivis ini mendedikasikan sebagian besar hidupnya melawanOrde Baru. Ketika semua orang membisu menyaksikan Soeharto begitu berkuasa, ia merupakan sedikit orang yang masih punya nyali.” – Ahmad Syafii Maarif”Judiherry adalah tubuh pejuang yang terus berdarah muda, tak pernah lelah mengalirkan semangat anti-kezaliman. Demi kemurnian darah perjuangannya, Tuhan mengujinya dengan belum memberi kesempatan menikmati kekuasaan. Biografi perjuangannya bisa memberi tuntunanbagi para aktivis pejuang.” – Yudi Latif“Toleransi Judil yang beretnis Minang dan beragama Islam, patut dipedomani oleh mereka yang mungkin terperangkap diskriminasi dan radikal. Dan pengalaman bisnis Judil sebagai pejuang demokrasi bermakna bagi politisi yang terperangkap oleh perburuan rente.” – Arbi Sanit“Malari merupakan salah satu gejolak politik bersejarah yang sampai saat ini masih belum terungkap tuntas seluk beluknya. Sejauh ini, biografi Judilherry ini adalah yang paling terang benderang membeberkan Malari dibandingkan buku-buku serupa lainnya.” – Budiarto Shambazy

“Buku ini dapat melengkapi wajah, sifat, dan karakter rezim Orde Baruyang tidak mungkin dilupakan. Saya bangga bisa mengenal Bang Judil.” – Bambang Widjojanto

“Judilherry menapaki jalan berliku menyuarakan perubahan, jauh sebelum bangsa ini tersadar dan menyuarakan tuntutannya. Kalau ingin belajar bagaimana caranya menjadi aktivis berkarakter, bacalah biografi ini.” – Rhenald Kasali

“Buku ini sangat layak dibaca oleh semua kalangan. Tapi khusus untuk generasi muda, buku ini wajib dibaca dan didiskusikan agar kita tidak mengulang kesalahan yang sama.” – Budiman Sujatmiko