Love in the Kingdom of Oil

By | August 23, 2019

Novel ini ber-genre satir surealis. Premis ceritanya ialah seoarng perempuan yang bekerja di balai arkeologi menghilang tanpa jejak, atau diduga cuti dengan alasan yang tak jelas. Para pembaca diajak mengalami alur cerita yang dialami perempuan tersebut secara tak lazim. Beragam pertanyaan menghinggapi benak kepolisian yang menyelidiki kasus ini: apakah perempuan ini tipe pemberontak? Apakah ia sedang mengalami dilema moral? Tak seorang pun memahami bagaimana perempuan tersebut lenyap begitu saja, meninggalkan suami dan rumahnya.

Hubungan dengan semua laki-laki selalu diakhiri dengan guci minyak yang harus perempuan itu bawa di atas kepala. Pada alur cerita lain, kita menjumpai komisaris polisi menginterogasi suami dan atasan tempat ia bekerja. Ketika perempuan itu muncul kembali, pembaca dihadapkan pada kaburnya jarak para laki-laki dalam hidupnya. Ia berganti-ganti suami akhirnya kembali ke suami pertama yang ternyata telah memiliki istri baru.

Di novel Love in the Kingdom of Oil inilah Nawal menyajikan surealisme dengan memvisualkan hakikat berpikir. Nawal menghadirkan keterkaitan antara perempuan dengan sejarah Mesir, masa pra-Islam, mengajukan gugatan peran dan posisi perempuan dalam tatanan patriarkhal yang represif, hingga kultur Mesir kontemporer.