Makamkan Dirimu di Tanah Tak Dikenal

By | January 25, 2021

“Terkadang kita malu memandang wajah kebudayaan kita sendiri. Dalam semangat melawan korupsi, semangat yang masih mengepul dan menjadi harapan terbesar masyarakat, kemunafikan muncul di sana-sini. Pejabat tertinggi kerap melindungi anggotanya yang korup. Ini kebiasaan terkutuk di mata masyarakat, tetapi menjadi tradisi agung di kalangan pejabat. Pejabat korup, yang seharusnya diganti, tak jadi dicopot dari jabatan. Mereka mengira alasan-alasan di balik itu semua masih merupakan rahasia di kalangan birokrat sendiri. Mereka tak menyadari, di Republik yang terluka parah ini tak ada lagi barang yang bernama rahasia,” tulis Mohamad Sobary.

Lewat kumpulan esai ini, Sobary mengajak kita untuk menatap lekat-lekat wajah kebudayaan Indonesia yang compang-camping dan menyedihkan. Namun nun di seberang cakrawala terdapat secercah harapan. Harapan yang dapat membuat kita tersenyum menatap masa depan. Dengan gaya khas yang “nyelekit” tapi “asyik”, Sobary menyeru untuk bangkit. Kebudayaan, Sobary mengingatkan, hidup dan berkembang bukan karena dijaga dan dirawat, melainkan karena diberontak.