Sosialisme dan Revolusi

By | December 29, 2020

Dirobohkannya Tembok Berlin pada tahun 1989 dan bubarnya Uni Soviet dua tahun kemudian sering dianggap sebagai akhir sosialisme sekaligus kemenangan kapitalisme. Dua peristiwa itu seolah menabalkan TINA (There Is No Alternative), mantra yang digembar-gemborkan oleh Margaret Tatcher pada tahun 80-an, menjadi tak terbantahkan. Tapi, keyakinan tetap sebuah keyakinan. Realitas mempunyai gerak sejarahnya sendiri. Maka, dewasa ini bisa kita lihat gerakan untuk membangun sosialisme baru mulai menyebar di berbagai belahan dunia. Mulai dari gerakan Zapatista, perlawanan rakyat Bolivia, Venezuela, gerakan rakyat tak bertanah (MST) di Brazil, gerakan kaum pengangguran di Argentina, sampai gerakan rakyat di Lembah Narmada, India. Sosialisme menjadi roh setiap gerakan yang menentang neoliberalisme. Dalam buku ini, Andre Gorz sekali lagi dengan analisisnya yang tajam dan cerdas membuka mata kita, apa dan bagaimana sosialisme itu yang sebenarnya dan revolusi yang bagaimanakah yang mesti kita ledakkan untuk mencapai masyarakat sosialis tersebut. Gagasan-gagasan Andre Gorz yang menjadi rujukan utama kaum Kiri Baru ini sudah selayaknya dibaca masyarakat luas, khususnya kalangan aktivis, mahasiswa, maupun akademisi.