SUSASTRA 3 ; Jurnal Ilmu Sastra dan Budaya, Edisi : Volume 2 Nomor 3 Tahun 2006

By | August 13, 2019

“New Historicism” sebagai salah satu pendekatan baru dalam kritik sastra, perlu dicermati karena membuka perspektif yang lebar bagi pembaca sastra. Untuk, itu, Melani Budianta membahasnya.

Edisi ketiga Jurnal Susastra ini mengetengahkan sejumlah tulisan pakar sastrra, baik dari dalam maupun luar Indonesia, yang memiliki perhatian besar terhadap perkembangan sastra Indonesia mutakhir. Tulisan Harry Aveling, misalnya, emngungkapkan sebuah gambaran sejarah singkat mengenai teori penerjemahan di Barat. Selain itu, tulisan Boen S. Oemarjati menarik untuk dicermati berkaitan dengan kondisi pengajaran sastra di jenjang pendidikan menengah yang nampaknya tidak berkembang. Seorang pakar sastra dari Malaysia mempersoalkan perkembangan mutakhir kesusastraan di Indonesidan Malaysia.
—–
Beberapa esai di dalam buku :
1. Budaya, Sejarah dan Pasar : New Historicism dalam Perkembangan Kritik Sastra. (Melani Budianta)
2. Membaca, Menulis, dan Membaca untuk Menulis : Diagnosis Dini Penulisan Karya Tulis di Fakultas Sastra. (Novita Dewi)
3. Pengajaran Sastra pada Pendidikan Menengah di Indonesia : Quo Vadis ? (Boen S. Oemarjati)
4. Kisah Mangir di Tangan Pramoedya Ananta Toer. (M. Yoesoef)
5. Kesusastraan Indonesia-Malaysia Mutakhir : Antara Sensitiviti dan Imaginasi. (Ahmad Kamal Abdullah)
6. A Short History of Western Translation Theory. (Harry Aveling)