Setubuh Seribu Mawar

By | November 22, 2019

Tahun 2011 Yanusa Nugroho meraih penghargaan Kesetiaan Berkarya dari harian Kompas. Tahun berikutnya, 2012, cerpennya “Salawat Dedaunan” pun meraih penghargaan sebagai cerpen terbaik dari surat kabar yang sama. Ini adalah antologi berisi 27 Cerpen dari Yanusa yang pernah dimuat di berbagai surat kabar, termasuk Kompas antara tahun 2006-2012.

Kumpulan cerpen yang mempertemukan kita dengan berbagai cerita yang sesungguhnya sederhana. Kisah-kisah tentang keseharian yang amat biasa, yang seringkali luput kita cermati, apalagi dijadikan bahan perenungan.

Ada kisah yang bertolak dari kisah pewayangan; ada yang berangkat dari deskripsi peristiwa yang berlatar kehidupan desa; ada pula yang berpijak pada kondisi sosial dewasa ini. Namun, semua bermuara pada satu pertanyaan mendasar: Apa sesungguhnya makna hidup ini?

Dalam taksonomi kesusastraan Indonesia modern, Yanusa Nugroho masuk dalam kategori sastrawan era 1980-1990-an. Bakat menulisnya tumbuh subur sejak kecil antra lain berkat kegemarannya membaca, terutama cerita-cerita wayang. Kini, Yanusa telah menjadi salah seorang penulis terkemuka yang produktif menulis cerpen, mengotak-atik kata untuk iklan, hingga menulis skenario.