STUDI STRATEGI : Logika Ketahanan dan Pembangunan Nasional

By | November 15, 2020

Strategi bukan monopoli militer, walaupun pada awalnya memang begitu. Istilah “strategi” kini sudah menjadi umum. Begitu ‘terlepas’ dari batasan medan pertempuran, ia lalu malah mencakup semua bidang kegiatan human, masing-masing mengklaim strateginya sendiri.

Mengingat setiap aksi human tidak terjadi di awang-awang, tetapi di medan kebumian tertentu, maka baik politik maupun strategi dituntut memperhitungkan geografi. Maka, lahirlah pemikiran geopolitik, geostrategi, geoekonomi, geokultur, geopendidikan, dan geodiplomasi.

Bukan kebetulan kalau nenek moyang kita menyebut Indonesia sebagai “Tanah Air”. Bumi Indonesia adalah suatu arsipelago, yang terbesar dari jenisnya di Planet Bumi. Lautannya seluas 5,8 juta kilometer persegi, merupakan 75 persen daripada keseluruhan luas permukaan wilayah nasional yang diakui dunia internasional; sisanya seluas 25 persen adalah daratan yang berbentuk pulau-pulau besar dan kecil sebanyak 17.840. Dengan kata lain, NKRI secara alami adalah Negara-Bangsa maritim. Justru kenyataan alami inilah yang sangat diabaikan oleh pemerintah kita yang sempat berkuasa silih berganti. Padahal, kita diniscayakan membangun Indonesia, tanah air sakral ini, menjadi satu kekuatan laut demi ketahanan nasional.