A CLOCKWORK ORANGE Papyrus Publishing

By | July 16, 2019

“Ketika Seseorang tidak bisa memilih, dia gagal menjadi manusia.”
A Clockwork Orange adalah film karya Stanley Kubrick yang diadaptasi dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Anthony Burgess. A Clockwork Orange bisa dibilang merupakan film yang cukup kontroversial. Isinya cukup dominan seeks dan kekerasan, meskipun dibalut dengan sajian visual yang cukup stylish. Film ini sempat dikecam karena memberi pengaruh buruk bagi generasi muda Inggris pada jamannya. Barometernya terletak dari kemunculan beberapa kejahatan di wilayah Inggris yang pelakunya menggunakan kostum sama dengan yang digunakan oleh tokoh di film tersebut.

Apapun dampak negatifnya termasuk cerita dari beberapa kawan perempuan yang ketika menyaksikannya merasa amat dilecehkan-, A Clockwork Orange tetap sebuah karya yang bisa dikategorikan masterpiece. Kubrick mempertahankan dialog ala nadsat (penggunaan beberapa istilah rusia) dalam novel Burgess, yang memang menjadi kekuatan utama dalam film. Ia juga menghadirkan gaya visual yang ambigu: Menjijikan sekaligus surealistik, membuat pemirsa bingung apakah seharusnya merasa mual atau tergugahkan. Namun yang terpenting, ada pesan filosofis yang kuat di baliknya. Ini bukan sekedar cerita seorang Alexander DeLarge yang tadinya berandal lantas bertobat. Lebih dari itu, A Clockwork Orange ingin menyusupkan sindiran kepada arogansi sains behavioristik dan peran negara. Keduanya punya suatu ambisi mengerikan dan menghantui kita hingga hari ini yakni klaim kontrol terhadap manusia.

“100 besar buku terbaik di abad 20”
-Modern Library

“100 buku berbahasa inggris terbaik sejak 1923!” – Time Magazine.