Category Archives: Bahasa & Sastra

Pada Sebuah Kapal Buku

Relasi buku dan negara adalah topik yang kerap muncul dalam buku ini. Terutama, ketegangan antara bagaimana negara telah memosisikan buku, dan bagaimana buku semestinya diposisikan demi kepentingan masyarakat. Persoalan pertama yang membuka buku ini adalah “Hari Buku Nasional”. Menziarahi lintasan kronik, Gusmuh mendapati bahwa penetapan Hari Buku Nasional sebenarnya problematis. Jatuhnya 17 Mei sebagai Hari… Read More »

Kelisanan dan Keaksaraan

Lisan dan Tulisan bukan semata soal media, sarana, yang dipakai untuk berkomunikasi, lalu yang satu menggeser dan menggantikan yang lain. Benar bahwa memandangnya semata sebagai sarana, tampak apa yang disebut tulisan demikian Berjaya. Tetapi menengoknya dengan lebih mendalam, akan terlihat bahwa kelisanan dan keberaksaraan adalah fenomena yang rumit, kompleks dan tindih menindih, serta silang menyilang.… Read More »

Korupsi yang Memiskinkan

“Hanya kaum yang berbudi luhur mampu memiliki kebebasan. Ketika bangsa-bangsa berubah menjadi korup dan bengis, mereka semakin membutuhkan para penguasa.” (Benjamin Franklin) Dulu, korupsi cuma dilakukan elite penguasa dengan cara “menginjak kaki” para pengusaha-konglomerat. Kini, perilaku koruptif sudah meluber ke manamana, termasuk ke berbagai kubu partai politik. Koruptor masa kini lebih tak punya hati nurani,… Read More »

Semesta di Balik Punggung Buku

Setahun lalu, saat Musyawarah Kampung Buku Jogja diadakan, Gusmuh dengan lantang berujar bahwa komunitas peresensi di Yogya yang pernah subur pada tahun 2000-an awal harus dihidupkan kembali. Ada begitu banyak buku yang terbit, tetapi hanya sedikit yang diulas. Akhirnya, buku-buku yang tidak diulas itu, tidak benar-benar sampai ke pembaca. Buku ini hadir, untuk kembali menyuburkan… Read More »

BAHASA POHON SELAMATKAN BUMI

“Itu menyebabkan saya berpikir: bahkan di sekitar pohon-pohon, ada benturan-benturan kepentingan. Yang disebut sebagai “”lingkungan””, yang selama ini terdengar semata-mata sebagai pengertian ilmiah dan teknis, pada akhirnya mempunyai dimensi politik. Di hadapan kenyataan itu, di hari-hari ketika kita makin sadar apa artinya oksigen, air, serangga, dan burung-burung bagi kelanjutan hidup kita, kita mau tidak mau… Read More »

PADA MASA INTOLERANSI

Sebagai sastrawan, Goenawan Mohamad juga memberikan ceramah, kuliah, atau sambutan dalam beberapa acara kebudayaan, juga di beberapa universitas, di dalam dan di luar negeri. Buku ini merupakan kumpulan teks-teks presentasi itu”diantaranya berupa terjemahan dari bahasa Inggris. Goenawan kini ikut mengelola Komunitas Salihara, yang menyelenggarakan pertunjukan teater, tari, musik, sastra dan seni rupa”di samping program kuliah… Read More »

GAJAH MADA Jilid 3 ; Sumpah di Manguntur

Untuk mewujudkann keinginanku atas Majapahit yang besar,” ucap Gajah jah Mada dengan ‘m t I” g’ u deng suara lantan “untuk mewujudkan mimpi kits semua, aku bersumpah akan menjauhi hamukti wiwaha, sebelum cita-citaku dan cita-cita kits bersama itu terwujud. Aku tidak akan bersenang-senang dahulu. Aku akan tetap berprihatin dalam puasa tanpa ujung semata-mata demi kebesaran… Read More »

GAJAH MADA Jilid 4 ; Sanga Turangga Paksowani

“Aku tetap bersikukuh pada permintaanku yang telah kukirim berulang kali. Aku tetap meminta agar Sunda segera menyatakan diri dengan Majapahit karena masalah yang dihadapi Sunda yang harus dihadapi Majapahit. Sampaikan kepada rajamu, hari inilah saatnya untuk menentukan sikap, akan tetap berdiri sendiri atau tunduk pada kehendak kelompok yang lebih besar.”

KOLOM DEMI KOLOM ; Humor-humor Bernas Sang Maestro

“Mahbub adalah orang NU yang langka dan melampaui zamannya. la pejuang yang pintar menulis. Ciri khasnya, ia menulis sekali jadi. Hasilnya alamiah dan spontan.” – Prof. Dr. KH. Chatibul Umam, pakar sastra dan sahabat karib Mahbub — Kelebihan Mahbub dalam kolom-kolomnya, yang belum tertandingi siapa pun, ialah bahwa ia bisa menggerakkan kata-kata, kalimat-kalimat, dalam pelbagai… Read More »